SEJARAH MATEMATIKA I
Matematika Mesir Kuno
Sejarah mengatakan
bahwa matematika berasal dari Mesir adalah gagasan Aristoteles dalam bukunya
yang berjudul Metapysics yang
menyebutkan bahwa “sains-sains matematis berasal dari kawasan Mesir, karena di
sana kaum yang sekelas pendeta memiliki waktu luang yang cukup.”
Pandangan
Proclus (410-485 S.M.), seorang pengamat ahli dari Yunani, dalam Commentary on the First Book of Euclid’s
Elements adalah bahwa sebagian besar catatan sejarah mengatakan geometri
adalah ilmu yang pertama ditemukan di Mesir. Ilmu ini berasal dari perngukuran
luas tanah. Hal ini sangat penting mengingat sungai Nil yang setiap tahun
meluap akan menghapus batas-batas tanah.
Dari
pendapat dia atas dapat disimpulkan bahwa matematika di Mesir muncul akibat
kebutuhan-kebutuhan praktis. Peradaban Mesir yang terdapat di sepanjang sungai
Nil yang setiap tahun banjir, menyebabkan lahan bertambah atau berkurang.
Aturan geometri sederhana dipakai untuk menentukan batas-batas ladang dan daya
tampung lumbung. Selain itu, peradaban Mesir membutuhkan aritematika sederhana
untuk melakukan transaksi perdagangan, pemungutan pajak oleh pemerintah,
mengitung bunga pinjaman, gaji, serta penyusunan kalender kerja.
Sejarah
penemuan matematika Mesir kuno adalah pada saat invasi Napoleon
ke Mesir pada tahun 1798. Ketika pasukan Napoleon kalah oleh armada Inggris dan
memutuskan untuk meneliti tiap aspek kehidupan bangsa Mesir pada masa kuno dan
zaman modern. Bersama dengan 167 ilmuwan termasuk dua matematikawan yaitu
Gaspard Monge dan Jean-Baptise Fourier, mereka menghasilkan sebuah karya
monumental yang berjudul Déscription de
I’Egypte.
Teks yang
membahas tentang peradaban Mesir Kuno, tentang monumen-monumen yang mereka
bangun, Mesir modern, dan sejarah alamnya. Catatan sejarah peradaban awal ini
ditulis dalam sebuah naskah yang belum mampu dibaca siapapun dan belum dapat
diterjemahkan. Barulah pada saat Batu Rosetta ditemukan oleh teknisi pada saat
invasi militer serupa yang dilakukan Napoleon selanjutnya, terungkaplah bahwa
batu tersebut berguna untuk menerjemahkan tulisan hieroglif.
Batu Rosetta |
Matematika
Mesir sebagian besar kita peroleh dari dua papirus yang berukuran cukup besar.
Apa itu papirus? Papirus adalah alat tulis sederhana yang berasal dari kulit
batang pohon yang dikeringkan dan dianyam sehingga dapat digunakan untuk
menulis. Sumber lain mengatakan papirus adalah suatu lembaran atau media
yang digunakan oleh orang-orang masa lalu (sekitar 1800-an SM) untuk
mendokumentasikan sesuatu seperti gambar dan tulisan.Dua papirus besar yang membuka sejarah tentang matematika Mesir
adalah Papirus Rhind dan Papirus Golenischev atau yang lebih dikenal dengan
Papirus Moskow.
Papirus Rhind
sendiri atau biasa disebut Ahmes adalah suatu risalah matematika yang
menyerupai buku pentunjuk praktis dan mengandung 85 soal yang ditulis dengan
huruf hieratik oleh penulis Ahmes. Tulisan ini diperkirakan berasal dari tahun
1650 SM tetapi mungkin lembaran itu adalah salinan dari dokumen yang lebih tua
dari Kerajaan Tengah yaitu dari tahun
2000-1800 SM. Papyrus itu dibeli di Mesir oleh ahli
Egyptologi Inggris A. Henry Rhind dan kemudian diserahkan ke British Museum.
Oleh karena itulah papyrus ini kemudian dinamakan papyrus Rhind. Papyrus ini
merupakan sumber utama mengenai matematika Mesir kuno dan diterbitkan dalam
tahun 1927.
Papirus Rhind adalah manual instruksi bagi pelajar
aritmetika dan geometri. Selain memberikan rumus-rumus luas dan cara-cara
perkalian, perbagian, dan pengerjaan pecahan, lembaran itu juga menjadi bukti
bagi pengetahuan matematika lainnya,
termasuk bilangan komposit
dan prima;
rata-rata aritmetika,
geometri,
dan harmonik;
dan pemahaman sederhana Saringan Eratosthenes
dan teori
bilangan sempurna (yaitu, bilangan 6).Lembaran ini juga
berisi cara menyelesaikan persamaan
linear orde satu juga barisan aritmetika
dan geometri.
Papirus Rhind |
Kandungan dalam Papirus Rhind diawali
dengan suatu premis yang berkaitan dengan “sebuah kajian yang cermat tentang
segala hal, memahami semua hal yang ada, pengetahuan dari semua rahasia yang
menghalangi”. Inti dari Papirus Rhind adalah bagaimana cara mengalikan dan
membagi.
Papirus
besar lainnya adalah Papirus Golenischev disebut juga papirus Moskow, karena
dimiliki oleh Museum Seni Murni di Moskow. Naskah ini
berisikan soal kata atau soal cerita, yang barangkali ditujukan
sebagai hiburan. Satu soal dipandang memiliki kepentingan khusus karena soal
itu memberikan metoda untuk memperoleh volume limas
terpenggal: "Jika Anda dikatakan: Limas terpenggal setinggi 6 satuan
panjang, yakni 4 satuan panjang di bawah dan 2 satuan panjang di atas. Anda
menguadratkan 4, sama dengan 16. Anda menduakalilipatkan 4, sama dengan 8. Anda
menguadratkan 2, sama dengan 4. Anda menjumlahkan 16, 8, dan 4, sama dengan 28.
Anda ambil sepertiga dari 6, sama dengan 2. Anda ambil dua kali lipat dari 28,
sama dengan 56. Maka lihatlah, hasilnya sama dengan 56. Anda memperoleh
kebenaran."
Papirus Moskow |
Geometri
Mesir kuno dijelaskan oleh Herodotus yang mengunjungi Nil sekitar 460-455 S.M.
sebagai berikut:
Mereka juga berkata bahwa raja ini (Sesostris) membagi tanah kepada semua
penduduk Mesir dengan tujuan agar masing-masing dari mereka mendapatkan ukuran
yang sama dan untuk kemudian menarik pendapatan dari mereka, dengan menarik
pajak tahunan. Tetapi siapapun
yang tanahnya terusik harus datang kepada sang raja dan menjelaskan apa yang
sebenarnya terjadi. Sang raja kemudian mengirim tim peninjau, yang harus
mengukur seberapa dari luas tanah yang telah berkurang, agar sang pemilik tanah
hanya membayar sesuai dengan tanah yang tersisa, agar sebanding dengan besar
pungutan pajaknya. Dari cara ini, tampak bahwa geometri berasal dari Mesir.
Sekian
dulu penjelasan tentang sejarah matematika pada masa Mesir Kuno,
postingan berikutnya akan membahas tentang sejarah matematika pada masa
Babilonia.
Komentar
Posting Komentar